copas dari si empunya blog, Beliau adalah Dimas Mardjono, mempunyai latar belakang pendidikan dan pekerjaan yang sangat berbeda dengan pekerjaannya saat ini.
Dimas Mardjono : Managing Director/ Brand Specialist & Founder of Brand & Design firm Whitespace – Brand & Design Matter.
---------------------------------------------------
Kali ini saya hanya ingin sharing dari pertanyaan teman saya Roy Herman. Berikut pertanyaan Roy disambung dengan jawaban saya.
Salam kenal Pak Dimas, saya Roy dari Bandung. saya tau bapak dari blog bapak, kebetulan iseng2 cari seputar branding jadinya masuk ke blog bapak.
Oya pak, sebelumnya perkenalkan.
saya merupakan lulusan Seni Rupa ITB jurusan Seni Murni, saat ini saya bekerja sebagai desainer freelance. Saya sendiri belajar desain dan teorinya secara otodidak. Setelah dari 2008 bekerja sebagai desainer, saya sangat tertarik dengan istilah branding.
Saya senang membuat logo, tapi semakin sadar ternyata branding bukan sekedar logo. Hal ini sangat membuat saya tertarik, tapi saya bingung harus mulai belajar dari mana. S
aya kagum dengan latar pendidikan bapak yang tidak terlalu nyambung dengan bidang desain, karna itu saya tertarik bisa belajar langsung dari pakarnya..
Kira2 jika ingin belajar mengenai branding, harus mulai dari mana ya pak?apa perlu sekolah lagi kah?
Dalam berbagai proyek logo saya, saya sering mencoba mengaplikasikan branding dalam pengertian saya. Walaupun tidak semua klien mengerti apa itu branding.
Dalam pikiran saya, sepertinya ini hal yang tidak terlalu umum. Dari blog bapak maupun Whitespace sepertinya terlihat bahwa bapak mencoba mengedukasi banyak orang tentang istilah tersebut.
Semoga bisa dapat banyak ilmu ya pak.
Beberapa artikel bapak sudah saya baca.
Rasanya pengen bisa diskusi terus...
Terima kasih Pak.
salam.
Roy Herman.
-------------------------------------
Edukasi ini perlu dilakukan, karena banyak dari kita, designer dan client sekali pun masih blur ttg brand & branding. Bahkan banyak dari mereka mengaggap tidak penting. Namun saya percaya, bahwa dunia brand & branding akan lebih cemerlang lagi di masa yang akan datang…..kenapa? Persaingan usaha!!!
Suatu hari mereka akan terbuka matanya bahwa, brand & branding sangatlah penting.
Pertanyaan Roy mengenai, dimulai dari mana, pertanyaan ini sama dengan pertanyaan saya pertama kali saya memulai berfikir soal branding sekitar 9 tahun yang lalu. Dan saat itu saya mulai mencari-cari sumber bacaan yang dapat membantu saya agar mengerti.
Saat itu saya berfikir, bahwa halangan untuk dapat membuat logo adalah zero, berarti semua org yang dapat menggambar dan menggunakan komputer bisa membuat logo. Bahkan tidak perlu sekolah atau kuliah jurusan design-pun orang juga bisa, yang dibutukhan hanya bakat. Dan saya merasa…..gak fair sama sekali! Walaupun background edukasi saya juga bukan sebagai designer.
Sebagai pembuat logo, berapa Roy layak dibayar? 10 jt atau 1M….nah jika Roy hanya layak dibayar yang terkecil Roy tidak perlu menambah ilmu, namun jika Roy berhak dibayar maximum…..kuncinya adalah:
Teachability Index=(1) willingness to learn, dan (2) willingness to change….. Roy harus mau (1) belajar dan baca buku sebanyak banyaknya, dan mau (2) merubah kebiasaan males membaca menjadi rajin membaca. That’s it itu Kuncinya.
Saya mempunyai believe bahwa Logo dapat merubah kehidupan kita. Krn dengan logo + tujuan akan merubah perilaku dan sikap manusia.
Ambil contoh Hitler dengan Swastika-nya. kenapa pengikutnya bisa menjadi fanatik. Hmmmm…. kenapa ya? Coba alasannya dari membaca
Satu lagi Brand bisa sebagai barang, manusia, perusahaan, organisasi, ide (save earth), penyakit (AIDS), etc, etc. apapun bisa di branded.
Nah untuk bikin ceritanya jadi pendek. Logo adalah salah satu jelmaan visual dari brand itu sendiri. Setiap brand pastinya memiliki tujuan, janji, keseragaman perilaku, visi dan misi, dan masih banyak faktor yang ingin disertakan oleh pemilik brand tsb.
Nah…bagaimana kita dapat menciptakan konsep sebuah brand melalui beberapa masukan yang saya sebutkan sebelumnya, Roy bisa cari sumber dari David A. Aaker. Saya merasa David adalah mentor saya, walaupun hanya dari buku. Dia dengan bukunya sangat detail membahas mengenai brand dan studi kasusnya. Btw orangnya kebeneran masih hidup. Roy bisa Googling dia.
Sayangnya David adalah akademis brand namun bukan designer. Pada saat pertama kali saya membaca, saya dibikin pusing tujuh keliling. Karena dia tidak membahas bagaimana merepresentasikan brand secara konseptual dan abstrak menjadi visual.
Step-by-step-how-to tidak sama sekali diulas didalam bukunya. Namun setelah berkal-kali saya baca lagi dan lagi akhirnya saya mulai mengerti. Namun tetep tidak step-by-step. Sehingga ketika 3 tahun setelah itu, dipraktekan dan diimplementasikan bersamaan, saya mulai mendapatkan pattern itu sendiri, sehingga saya ciptakan framework yang lebih mudah dimengeri dan dilakukan step-by-step sebagai basic arahan pemikiran. Dan ternyata branding itu terus ber-evolusi. Namanya juga ilmu, terus menerus berkembang.
Nah sementara ini sayangnya saya belum menulis buku mengenai step-by-step tsb.
Semua logo pastinya adalah cerminan dari rational sebuah brand. Jadi ilmu dari David adalah HARUS.
Mengenai implementasi saya rasa banyak sekali buku yang beredar. Apalagi Roy seorang designer.
Pada dasarnya logo terdiri dari Symbol+Color+Font (content) dimana didalamnya harus terkandung Imagery (symbol), personality, dan asosiasi. Nah coba diulik dari sini.
Ok, Roy, mudah2an balasan saya dapat membantu. Terus2 baca blog saya. Mudah2an dapat selalu membantu.
Thanks
-----------------------
sumber : http://dimasmardjono.wordpress.com/2012/02/03/sumber-edukasi-branding-tanya-jawab/
No comments:
Post a Comment