Sejak sekitar tahun 2003, pas saya lulus sma saya sempet nganggur selama setaun. Dalam setaun itu saya banyak diajar tentang kehidupan Abraham dan Yusuf. Abraham dijanjikan mempunyai anak, padahal waktu itu istrinya sudah sangat tua. Sangat tidak mungkin untuk mempunyai anak. Dan Allah malah menjanjikan Abraham akan menjadi bapak segala bangsa. Sesudah punya anak pun Abraham masih diuji ketaatannya untuk mempersembahkan anaknya sebagai korban bakaran. Sebuah bukti ketaatan yang luar biasa dan memang menjadi bukti bahwa setelah itu Abraham memang menjadi Bapak segala bangsa.
Yusuf kecil adalah seorang pemimpi yang luar biasa. Saking polosnya dia menceritakan semua mimpinya tanpa ragu sehingga membuat orang2 di sekitarnya menjadi iri. Dalam perjalanannya Yusuf tidak disukai oleh saudara2nya oleh karena mimpinya itu. Kehidupan saat itu malah membuat Yusuf kecil dijual oleh saudara2nya sendiri. Perjalanan membawa Yusuf ke Mesir. Dimana dia disana bertemu banyak hal baru dalam kehidupannya. Pernah dijebak oleh istri majikan sampai harus masuk ke penjara. Di penjara pun Yusuf sempat dikecewakan oleh temannya sendiri. Tapi mimpi Yusuf tidak pernah pupus. Ketaatannya membawa dia menjadi berkat dimanapun dia berada. Dan Tangan Yang Mahakuasa kembali mengangkat Yusuf dalam kehidupannya. Suatu peristiwa membawa dia keluar dari penjara dan malah diangkat menjadi orang kepercayaan Firaun. Sampai suatu hari Yusuf menjadi orang paling hebat di Mesir. Semua orang datang berbondong kepadanya dan meminta pertolongannya. Termasuk saudara Yusuf yang dulu pernah membuangnya datang kepada Yusuf untuk meminta pertolongan.
Dalam kisahnya Yusuf muda berumur 17 tahun dan mencapai mimpinya dalam umur 30 tahun. Bayangkan waktu yang harus dia jalani..
Dalam pencapaian mimpinya Yusuf tidak menjadi dendam, bahkan dia turut mengangkat saudara2nya dan berkata kepada mereka :
“Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu.”
Gada perasaan menyesal karena Yusuf jauh memandang ke depan dan tidak berusaha menoleh ke belakang. Saya pribadi tidak pernah bisa ingat bagaimana rasanya penderitaan yang paling berat saya alami. Luka sampai se-berdarah apa pun tidak bisa saya ingat sama sekali. Kalaupun di depan banyak hal berat yang akan saya alami, saya yakin setiap hari punya kesusahannya sendiri.
Teruskan mimpimu dan jangan menyerah..